MENGENAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
LEBIH DEKAT
Abstrak
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan civitas akademik suatu perguruan tinggi. Pada buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 5 tahun 1980 tentang pokok-pokok organisasi universitas atau institute disebutkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi termasuk kedalam unit pelayanan teknis (UPT), yaitu sarana penunjang teknis yang merupakan perangkat kelengkapan universitas atau institute dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat (Pawit, 1991:102103). Sebagai kegiatan penunjang Tri Dharma perguruan tinggi perpustakaan mempunyai beberapa fungsi diantaranya fungsi edukasi, sumber informasi, riset, rekreasi, publikasi.
Kata kunci: perpustakaan, perguruan tinggi
A. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
Istilah Perpustakaan dalam bahasa Inggris adalah library, maktabah (bahasa Arab), biblioteca (bahasa Italia), bibliotheqke (bahasa Prancis), bibliothek (bahasa Jerman) dan bibliotheck (bahasa Belanda). Pengertian perpustakaan adalah kumpulan bahan informasi yang terdiri dari bahan buku/book materials dan bahan nonbuku/ non book materials yang disusun dengan sistem tertentu dipersiapkan untuk diambil manfaatnya/ pengertiannya. Tidak untuk dimiliki sebagian maupun keseluruhannya.
Menurut Surat Edaran Bersama (SEB) Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala BAKN nomor 53649/MPK/1998 dan nomor 15/SE/1998 tentang jabatan fungsional pustakawan. Pengertian perpustakaan adalah lembaga, kantor atau unit kerja lain yang sekurang-kurangnya memiliki 1000 (seribu) judul bahan pustaka yang terdiri dari sekurang-kurangnya 2.500 (dua ribu lima ratus) eksamplar dan dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang.
Perpustakaan yang berada di Perguruan Tinggi, baik berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, ataupun Institut, keberadaan, tugas dan fungsinya adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian/ riset dan pengabdian kepada masyarakat. Masalah yang dihadapi perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya sama dengan yang dihadapi oleh perpustakaan-perpustakaan lainnya. Hasil review yang dilakukan oleh Nilzamni, (2001) terhadap perpustakaan dan pusat informasi di negaranegara berkembang tahun 1990-an dapat memberikan gambaran masalah utama yang dihadapi perpustakaan. Masalah-masalah tersebut antara lain :
- Tidak tersedianya dana yang memadai untuk membina koleksi bahan pustaka dan bahan informasi. Bahkan sering terjadi bahwa dana untuk menjalankan layanan perpustakaan dan informasi serta pemeliharaan sarananya saja kurang tersedia.
- Jumlah dan kemampuan tenaga tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Di satu pihak perpustakaan perguruan tinggi dituntut untuk menyediakan informasi secepat dan setepat mungkin, tetapi jumlah tenaga tidak mencukupi dan bahwa kualifikasi tenaga yang ada seringkali tidak memenuhi syarat untuk dibina kemampuannya. Hal ini juga yang menyebabkan kesulitan dalam pembinaan dan peningkatan kemampuan tenaga, baik melalui jalur formal maupun non formal
- Kalaupun ada tenaga profesional dalam bidang perpustakaan dan informasi, kesempatan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan tenaga profesional lainnya, baik sesama pustakawan maupun dengan pengguna perpustakaan perguruan tinggi dan pengambil kebijaksanaan sangat terbatas. Hal ini menghambat upaya untuk memperluas wawasan pustakawan dalam rangka peningkatan kemampuannya.
- Sering dijumpai kurangnya perhatian dan penghargaan pengguna perpustakaan pada perpustakan perguruan tinggi serta kurangnya perhatian rumitnya pekerjaan perpustakaan dan informasi untuk melayani keperluannya. Pengguna perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat sederhana kalau tidak dikatakan rendah dan siapapun tanpa kemampuan khusus akan dapat melakukannya. Kurangnya penghargaan terhadap perpustakaan terlihat pada kurangnya minat pengguna datang sendiri ke perpustakaan. Disamping itu tidak jarang ditemui pengguna yang menyimpan koleksi perpustakaan tanpa batas waktu dan kalau diminta oleh pustakawan banyak sekali alasannya untuk mengelak.
- Perhatian pimpinan organisasi terhadap keperluan perpustakaan baik dalam dana, sarana maupun tenaga sering sangat kurang. Alokasi sumber daya untuk perpustakaan selalu diletakkan pada prioritas terbawah
- Tidak jarang masalah timbul akibat pustakawannya sendiri yang selalu merasa rendah diri bahkan merasa hasil kerjanya tidak pantas untuk ditonjolkan. Hal ini terjadi karena silau melihat hasil instansi induknya. Akibatnya ialah hasil pekerjaan pustakawan tidak terlihat dan ini pula yang dapat menyebabkan kurangnya perhatian dari pimpinan organisasi induk dan pengguna perpustakaan
- Perpustakaan sering tidak mempunyai sarana yang sangat diperlukan seperti rak buku, mesin fotocopy, mesin tulis bahkan kadang-kadang perabotan ( meja, kursi ) yang diperlukan untuk pengguna perpustakaan pun tidak tersedia baik dalam jumlah maupun mutu. Kadang-kadang ruangan perpustakaan dipergunakan pula sebagai ruang rapat sehingga tidak saja layanan perpustakaan yang terganggu tetapi seluruh pekerjaan perpustakaan pun terhambat.
B. FUNGSI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
- Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar bagi civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung evaluasi pembelajaran.
Dalam hal ini jelas, bahwa tugas pokok Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah menunjang program Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi.
Cara belajar mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi lebih bersifat serba aktif, hal ini terlihat dengan adanya kegiatan belajar terstruktur dan belajar mandiri sebagai tuntutan dari sistem SKS ( Sistem Kredit Semester ). Peranan dosen dalam hal ini bukan “mengajar” mahasiswa lagi , tetapi lebih tepat “ membelajarkan” mahasiswa. Seorang mahasiswa lebih dituntut untuk membaca sebanyak mungkin bahan bacaan yang ada di perpustakaan, terutama bahan bacaan yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang ditempuh. Terkadang tidak mengherankan bila ada mahasiswa yang lebih banyak tahu dari dosennya. Ini sering terjadi dan merupakan kenyataan dimana seorang dosen terkadang kewalahan menghadapi mahasiswa yang bertipe agresif karena banyak membaca.
- Fungsi Informasi
Peranan perpustakaan, disamping sebagai sarana pendidikan juga berfungsi sebagai pusat informasi. Diharapkan perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi pemakai (user). Terkadang memang tidak semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat dipenuhi, karena memang tidak ada perpustakaan yang dapat memenuhi semua kebutuhan informasi pemakai. Untuk itu dibutuhkan peran pustakawan yang bisa memberikan arahan kemana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan. Misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dan media Internet.
- Fungsi Riset (penelitian)
Salah satu fungsi dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah mendukung pelaksanaan riset yang dilakukan oleh civitas akademika melalui penyediaan informasi dan sumber-sumber informasi untuk keperluan penelitian pengguna. Informasi yang di peroleh melalui perpustakaan dapat mencegah terjadinya duplikasi penelitian. Kecuali penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui fungsi riset diharapkan karya-karya penelitian yang dilakukan oleh civitas akademik akan semakin berkembang.
- Fungsi Rekreasi
Perpustakaan disamping berfungsi sebagai sarana pendidikan, juga berfungsi sebagai tempat rekreasi. Tentunya rekreasi yang dimaksud disini bukan berarti jalan-jalan untuk liburan, tetapi lebih berhubungan dengan ilmu pengetahuan. seperti dengan cara menyajikan koleksi yang menghibur pembaca misalnya bacaan humor, cerita perjalanan hidup seseorang, novel, dan membuat kreasi keterampilan.
Dari beberapa fungsi yang telah dijabarkan diatas, terlihat demikian luasnya fungsi perpustakaan. Tetapi besarnya fungsi perpustakaan tersebut, terkadang belum dibarengi dengan perhatian lebih kepada perpustakaan. Masih ada sebagian perpustakaan perguruan tinggi yang belum bisa melakukan tugas dan fungsinya secara optimal. Hal ini diakibatkan adanya kendala yang terkadang sulit dipecahkan, misalnya dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dan sarana dalam pelaksanaan tugas.
Adanya aturan-aturan panjang dalam rangka pengadaan SDM atau peralatan perpustakaan merupakan salah satu faktor utamanya. Selain itu, perbandingan antara pemakai yang dilayani dengan petugas yang ada belum sesuai. Padahal sebuah perpustakaan perguruan tinggi, walaupun itu perpustakaan yang ada di sebuah fakultas, membutuhkan beberapa orang tenaga pengelola. Karena pada dasarnya, kegiatan di perpustakaan bukan hanya melayani peminjaman dan pengembalian buku saja, tetapi meliputi juga penanganan administrasi, pengadaan, pengolahan, sirkulasi dan referensi. Apalagi dizaman teknologi informasi sekarang ini informasi yang beredar begitu pesat perkembangannya, perpustakaan dituntut untuk bisa menyeimbangkan antara informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dengan informasi yang tersedia di perpustakaan. Disinilah dibutuhkan peran pustakawan yang terlatih dan profesional untuk bisa menghadapi kondisi tersebut.
C. PEMANGKU KEPENTINGAN
Secara defenitif disebutkan bahwa Pemangku Kepentingan adalah terjemahan dari kata stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat. Freeman (1984) mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan Biset (1998) secara singkat mendefenisikan stekeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau memiliki perhatian pada suatu permasalahan.
Dari penjelasan defenisi diatas maka perlu kita ketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan organisasi/ unit yang tidak dapat lepas dari berbagai kepentingan pihak lain, dimana pihak lain tersebut mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
Secara organisasional pemangku kepentingan (stakeholder) dari perpustakaan perguruan tinggi tersebut dibagi menjadi 2 lembaga/ organisasi, yakni :
- Organisasi/ Lembaga Induk seperti Fakultas, Universitas/ rektorat, badan wakaf dan lain-lainnya.
- Organisasi/ Lembaga lain seperti, Kementrian Pendidikan/ Dikti, Lembaga Akreditasi, perpustakaan lain/ layanan silang.
Pemangku kepentingan yang dijelaskan secara umum dalam definisi yang disebutkan antara lain :
- Tenaga Perpustakaan
Tenaga perpustakaan terdiri dari Pustakawan dan Tenaga Teknis. Dalam Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 pasal 29 ayat 1 dan 2 disebutkan adanya tenaga teknis perpustakaan. Yang dimaksud dengan tenaga teknis perpustakaan adalah tenaga non-pustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya, tenaga teknis komputer, tenaga teknis audiovisual, dan tenaga teknis ketatausahaan.
Adapun fungsi dari tenaga teknis yang disebutkan diatas adalah bagaimana memastikan fasilitas yang ada berfungsi dan beroperasi dengan baik sehingga tidak mengganggu para stakeholder dalam memenuhi kepentingan mereka didalam perpustakaan tersebut. Misal mesin pencari (komputer) koleksi, dan lain-lain.
- Mahasiswa
Masyarakat mahasiswa di berbagai tingkat pada lingkungan Perguruan Tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung. Mereka itulah yang mempunyai hak utama untuk memanfaatkan segala fasilitas di perpustakaan. Tanpa dituntut persyaratan lebih lanjut asal seorang mahasiswa telah terdaftar di lingkungan perguruan tinggi bersangkutan. Minimal hanya datang dan membaca di tempat. Sedangkan untuk pemanfaatannya lebih jauh mereka dikenakan persyaratan administratif ringan yang sifatnya pengamanan dan ketertiban.
- Dosen
Kelompok masyarakat pengguna ini meskipun jumlahnya tidak sebanyak mahasiswa, namun secara fungsional mereka mempunyai potensi yang besar terhadap pemanfaatan perpustakaan. Sebagai staf akademik tentu banyak berhubungan langsung dengan bahan informasi yang tepat untuk mempersiapkan perkuliahan-mengajar. Kegiatan penelitian yang memang sudah menjadi salah satu pekerjaan dosen, sangat banyak membutuhkan informasi kepustakaan.
- Tenaga teknis non edukatif
Kelompok masyarakat ini juga dikenal sebagai karyawan administrasi. Tugasnya ialah membantu dan menunjang kelancaran kerja organisasi atau lembaga. Karena sifat pekerjaannya yang tidak terlalu banyak memerlukan kemampuan profesional yang memerlukan pemikiran optimal. Dalam arti bahwa kegiatannya lebih banyak bersifat rutin. Kelompok pengguna ini pada umumnya tidak perlu mempergunakan bahan informasi akademik seperti yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan dosen maupun staf fungsional lainnya. Bagi mereka cukup disediakan bahan-bahan yang bersifat menghibur maupun bahan-bahan yang bersifat ringan. Tetapi memang ada juga sebagian dari mereka yang memiliki jiwa ilmuwan, artinya haus akan bacaan akademik untuk mengembangkan kemampuan daya nalarnya, tetapi jumlahnya tidak banyak.
- Masyarakat umum
Perpustakaan pada dasarnya terbuka untuk umum, artinya tidak membatasi kelompok penggunanya hanya dalam lingkungan sendiri saja. Demikian juga masyarakat umum dari mana pun asalnya seperti misalnya dari perguruan tinggi lain. Paling tidak mereka berhak datang dan membaca bahan bacaan di tempat, tidak diperkenankan meminjamnya.
D. PENUTUP
Pada dasarnya perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah pusat pelayanan dan informasi. Untuk itu setiap pengunjung tertutama civitas akademik berhak mengetahui pelayanan dan informasi apa saja yang dapat diperoleh di perpustakaan perguruan tinggi tersebut. Sehingga nantinya para pengguna perpustakaan benar-benar dapat merasakan manfaat dari keberadaan sebuah perpustakaan perguruan tinggi yang ada di lingkungan studi mereka.
Keberlangsungan berbagai bentuk kegiatan di sebuah perpustakaan perguruan tinggi sangat tergantung kepada berbagai unsur yang saling berkaitan sehingga bermanfaat untuk banyak pihak. Adanya koleksi, tenaga, tempat, sistem dan peralatan bersatu dalam kesepakatan untuk menyajikan informasi sesuai dengan permintaan pengguna (user) perpustakaan, sehingga hasil yang dicapai juga lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Biset, (1998). Difinisi stakeholder. Diperoleh 7 juni 2015, http://sosmedpc. blogspot.co.id/2016/12/pengertian-stakeholder-adalah.html
Freeman, (1984) mendefenisikan stakeholder. Diperoleh 10 maret 2014. http://www.rahmatullah.net/2012/01/stakeholders-dalam-csr.html
Hardiningtyas, Tri (2008). Mengerti Perpustakaan (Perpustakaan Perguruan Tinggi). Perpustakaan Universitas Sebelas Maret.
Imran, Berawi(2012). Mengenal lebih dekat perpustakaan perguruan tinggi. Jurnal Iqra’. Volume 06 No.01 Mei, 2012
Lasa HS,(1993).Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nilzamni, (2001). Sistem pembinaan perpustakaan perguruan tinggi dan permasalahannya. Al-Maktabah, Vol/.3, No./, April 2001 : 57· 65
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
Wikipedia. (2016, 9 Desember) Pemangku kepentingan. Diperoleh 9 Desember 2016, dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Pemangku_kepentingan
Yusup, M Pawit,(1991). Mengenal Dunia Perpustakaan dan Informasi.
Rinekacipta. Bandung.